Perspektif penulis akan "gabug"nya akar negeri ini
Sdikit gambaran di tmpat saya bkerja yg mungkin bisa jadi cerminan "Kaum elit(?)" kita.
Dari sudut pandang saya, tempat saya bekerja bagaikan sebuah negara mini, dimana di situ dibuatlah kebijakan-kebijakan guna memajukan perusahaan serta (mungkin) mensejahterakan karyawan oleh mereka yang bisa disebut pula sebagai "cerminan" kaum elit negeri ini. Ada 2 Golongan pejabat di tmpt sy bkerja, yakni pejabat produksi dan
pejabat kantor, (lalu trmasuk bagian yg manakah saya? yah anggap saja
saya adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yg sedang mencari bahan
referensi tentang "kehidupan otonomi negara skala pabrik" untuk
penulisan skripsi...# oke itu realita... (asem)..).
Pejabat Produksi berhubungan langsung dengan karyawan, tugasnya hampir
seimbang dengan karyawan, dan bisa begitu dekat sekali dengan karyawan
(buruh-red), sangat dekat hingga perlakuan tidak sopan pun dianggap sebagai suatu hal yang
biasa saja. Sementara Pejabat Kantor lebih cenderung mudah pekerjaannya,
suka merundingkan kebijakan yang hanya berdasarkan pada kepentingan
golongan (golongan pejabat kantor-red), sebagian besar tidak dekat dengan karyawan, tapi
anehnya malah disegani. Pdhl sebagian besar pertemuan karyawan dengan pejabat
kantor secara "agak intim" hanya terjadi pada awal bulan saja yaitu
pada saat bayaran's Time.
Pejabat produksi tau diri sekali,
hanya makan saat jam istirahat, kluar juga dengan surat ijin layaknya
karyawan pada umumnya. Sementara Pejabat Kantor datang terlambat biasa
saja, makan di kantor biasa saja, keluar-masuk pun tanpa beban..
(sebenarnya ada jg pjabat kantor yg sering kontra dgn rekan sejawatnya
untuk membela kesejahteraan, serta menjaga perasaan karyawan tp toh pd akhirnya desakan kbutuhan
membungkamnya (kasiann)..)
Lantas mengapa bisa sperti itu? ini
bukan mslh perbedaan tingkat intelektualitas krn mnurut saya pekerjaan
pejabat kantor jg tdk mutlak membutuhkan kpintaran, saya yakin ada pula
pejabat produksi atau bahkan karyawan sekalipun yang intelejensinya
melebihi pjabat kantor dan mampu melaksanakan pekerjaan pjabat kantor
dengan lebih baik.
Usut punya usut ternyata wewenang yang
diberikan oleh BOS adalah salah satu sumber utama terjadinya kesenjangan sosial
tersebut, Wewenang tersebut secara vulgar telah disalah artikan sebagai sarana mencapai ketertiban dengan senjata SP dan potong gaji. Kurangnya pengawasan serta ketidak tegasan BOS dalam menegakkan peraturan bagi pejabat
kantor menambah lebar jurang tersebut, dan lebih parah lagi, orientasi
BOS untuk mencari keuntungan mempercepat pelebarannya (meskipun gaji
karyawan didapat dr keuntungan itu)..Lalu apa hubungannya dengan "Kaum elit" negeri ini?
yah.. njenengan mesti saged nyimpulke.. skedar sharing betapa peliknya
lingkaran setan negri ini..
#ambegan sek...
No comments:
Post a Comment