Thursday, May 2, 2013

Perspektif penulis akan "gabug"nya akar negeri ini

Sdikit gambaran di tmpat saya bkerja yg mungkin bisa jadi cerminan "Kaum elit(?)" kita.

Dari sudut pandang saya, tempat saya bekerja bagaikan sebuah negara mini, dimana di situ dibuatlah kebijakan-kebijakan guna memajukan perusahaan serta (mungkin) mensejahterakan karyawan oleh mereka yang bisa disebut pula sebagai "cerminan" kaum elit negeri ini. Ada 2 Golongan pejabat di tmpt sy bkerja, yakni pejabat produksi dan pejabat kantor, (lalu trmasuk bagian yg manakah saya? yah anggap saja saya adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yg sedang mencari bahan referensi tentang "kehidupan otonomi negara skala pabrik" untuk penulisan skripsi...# oke itu realita... (asem)..).

Pejabat Produksi berhubungan langsung dengan karyawan, tugasnya hampir seimbang dengan karyawan, dan bisa begitu dekat sekali dengan karyawan (buruh-red), sangat dekat hingga perlakuan tidak sopan pun dianggap sebagai suatu hal yang biasa saja. Sementara Pejabat Kantor lebih cenderung mudah pekerjaannya, suka merundingkan kebijakan yang hanya berdasarkan pada kepentingan golongan (golongan pejabat kantor-red), sebagian besar tidak dekat dengan karyawan, tapi anehnya malah disegani. Pdhl sebagian besar pertemuan karyawan dengan pejabat kantor secara "agak intim" hanya terjadi pada awal bulan saja yaitu pada saat bayaran's Time.

Pejabat produksi tau diri sekali, hanya makan saat jam istirahat, kluar juga dengan surat ijin layaknya karyawan pada umumnya. Sementara Pejabat Kantor datang terlambat biasa saja, makan di kantor biasa saja, keluar-masuk pun tanpa beban..

(sebenarnya ada jg pjabat kantor yg sering kontra dgn rekan sejawatnya untuk membela kesejahteraan, serta menjaga perasaan karyawan tp toh pd akhirnya desakan kbutuhan membungkamnya (kasiann)..)

Lantas mengapa bisa sperti itu? ini bukan mslh perbedaan tingkat intelektualitas krn mnurut saya pekerjaan pejabat kantor jg tdk mutlak membutuhkan kpintaran, saya yakin ada pula pejabat produksi atau bahkan karyawan sekalipun yang intelejensinya melebihi pjabat kantor dan mampu melaksanakan pekerjaan pjabat kantor dengan lebih baik.

Usut punya usut ternyata wewenang yang diberikan oleh BOS adalah salah satu sumber utama terjadinya kesenjangan sosial tersebut, Wewenang tersebut secara vulgar telah disalah artikan sebagai sarana mencapai ketertiban dengan senjata SP dan potong gaji. Kurangnya pengawasan serta ketidak tegasan BOS dalam menegakkan peraturan bagi pejabat kantor menambah lebar jurang tersebut, dan lebih parah lagi, orientasi BOS untuk mencari keuntungan mempercepat pelebarannya (meskipun gaji karyawan didapat dr keuntungan itu)..Lalu apa hubungannya dengan "Kaum elit" negeri ini? yah.. njenengan mesti saged nyimpulke.. skedar sharing betapa peliknya lingkaran setan negri ini..

#ambegan sek...

Wednesday, April 24, 2013

Sesuatu yang (mungkin) tak kita sadari


Melihat maraknya perdagangan organ tubuh baik yg legal maupun ilegal akhir2 ini, nampaknya telah mnjadi sbuah informasi yg membuat kita (hanya) khawatir soal penyekapan, penculikan dan hal2 menakutkan sejenisnya. Saya akui hal itu perlu dan mungkin juga penting, namun sadarkah anda bahwa kewaspadaan tersebut hanya akan membatasi ruang gerak kita apabila kita salah menerjemahkan dan menyikapinya? 

Mari kita lihat dari sudut yang jauh berbeda. Apabila organ tubuh diperdagangkan, dan marak, bukankah berarti organ tubuh manusia begitu berharga? Berapakah kira2 harga sebuah indra penglihatan kita? satu juta? lebih saya kira, mungkin puluhan juta, katakanlah 10 juta, lantas berapa harga satu pasang indra trsebut? 20 juta pasti. Bagaimana untuk organ lain? otak? tangan? kaki? bahkan alat vital mungkin? taruhlah masing2 10 juta juga, berapa rupiah harga sebuah organisme ini? anda bs mengira2 sendiri, sangat banyak pastinya. Jd intinya, masih merasa miskin? Berarti anda kurang bersyukur. Kita terlahir dlm kondisi sudah sangat kaya, organ lengkap dan berfungsi normal. Hanya perlu sedikit polesan tuk menikmati kekayaan kita tersebut, beberapa diantaranya adalah usaha pemaksimalan fungsi organ tsb, dan yang paling penting lagi adalah, mensyukurinya.. jd sekarang, sudah merasa diri anda gggaaauul? sudah sepantasnya.

Tips menggunakan hiperbola secara fiktif, efisiensi diragukan.




 Honda Grand ’94 Stealth Bike Pioneer


Pernah melihat pesawat stealth buatan USA? Pesawat siluman tersebut akan hilang kharismanya begitu disandingkan dengan motor grand satu ini. Ya,, Honda Grand ’94 besutan Anjar Purpito atau yang akrab dipanggil Roy ini tak kepalang tanggung modifikasinya. Mulai dari headlamp sampai kaki-kaki telah mengalami perombakan yang sangat fenomenal, “gue pengen memfasilitasi para spy yang ada di Nusantara, jadi  ya ga Cuma gadget, veehie pun harus sesuai, dan kesesuaian veehie juga harus total” ungkap Roy.
 
Pada bagian Headlamp, Roy telah memburamkan  coverglassnya sehingga cahaya yang keluar menjadi melik-melik tidak terlalu terang untuk diketahui sasaran yang dimata-matai, namun masih cukup terlihat sebagai sinyal keberadaan oleh pengendara lain di jalanan. Untuk penglihatan yang kurang ini, Roy menambahkan system sonar yakni merombak bagian bodywork dengan full vibrator, jadi ketika berjalan di jalanan body motor akan bergetar  selanjutnya getaran tersebut akan menimbulkan gelombang frekuensi tinggi yang akan memantul dari obyek terdekat ke pengendara, sehingga dapat menutupi kekurangan visual di malam hari karena melik-meliknya lampu..

Untuk color pada bodywork, Roy a.k.a SGB memberi nuansa kelam black metalik dengan detil brush yang dipatenkan olehnya dengan istilah “bar cood danan” jadi warna metalik berpadu dengan kusam eksotik yang membuat tunggangan satu ini tidak begitu mencolok di siang maupun malam hari, sangat cocok bagi polisi yang sedang ngintil mangsa.., eh buronan.

Lantas bagaimanakah dengan Performa mesin bebek 4 tak ini? Roy mengatakan sebagaimana yang dilangsir di detiknews.com, “Kami membentuk bagian kaki sedemikian rupa untuk mengaburkan kemampuan motor ini menjadi kelihatan rapuh, namun sebenarnya bertenaga dan ampuh mengatasi medan apapun, sesuai dengan rancangan awal yaitu kami ingin membentuk motor dengan mode stealth, jadi harus benar2 canggih namun tetap tidak mencolok sehingga bisa dengan mudah menyusup”. Lantas tim menanyakan perihal berasapnya knalpot motor 4 stroke ini, dan dengan cerdas Roy menjawab bahwa pembakaran hebat memang benar-benar terjadi di dalam mesin, menyesuaikan dahsyatnya performa pioneer motor stealth ini. Selain itu tak lupa pula Roy juga menambahkan fitur anti maling yang disebut-sebut olehnya sebagai system antimaling terampuh, yakni psychological anti-thief system. Roy menambah detil retakan dan karat pada velg dan bagian-bagian chrome lain untuk menimbulkan kesan “ngenes” sehingga tak akan ada niat jahat sedikitpun bila melihat veehie canggih satu ini. “kalo menurut gue ga ada efek seampuh efek iba untuk urusan curi-mencuri.” katanya.
Namun betapa mengejutkan, ternyata Roy berniat menjual prototype ini, “gue udah punya blueprint nya, jd prototype ini hadiah bagi mereka yang butuh veehie untuk stalking” begitu ungkapnya tetap dengan senyum manis khas pemuda Somopuro Kidul Boulevard ini. Saat ditemui di kediamannya di Somopuro Kidul, Roy memaparkan bahwa motor besutannya itu dibandrol seharga 17juta!! Wow sungguh harga yang pantas mengingat motor ini telah dilengkapi dengan banyak fitur yang mengesankan. Namun jangan khawatir, Roy akan benar-benar ikhlas menukarnya dengan Megapro bila salah satu pembaca setia Moto-mu benar-benar membutuhkan tunggangan multifungsi ini. Awesome!!! Jika berminat, anda dapat menghubungi sang empunya langsung. (Ardian)

SPEK MODIF:
SWINGARM:  Custom Original, ShocK absorber: spiral original custom, PELEK: Custom, BAN: Rope plakan 140/60/14&140/70/14, KNALPOT: Custom Original, STANG: Custom, GAS: 3kg, CAT: black metallic brush detil, Harga: Rp 17 juta, MODIFIKATOR: SGB-Custom Jl. Widosari no 5 Somopuro Kidul, Salatiga

Monday, April 8, 2013

Langkah cermat menjadi penulis

1. Ambil langkah pertama
 
Untuk bisa membuat sebuah karya tulis, mulai lah bergerak. Jangan mimpi untuk bisa melompat. Langkah sekecil apapun itu lebih baik daripada cuma bermimpi untuk bisa melompat dan mengimbangi orang-orang yang sudah berada di level yang tinggi (bukan mereka yg sudah wisuda lho ya..). Maksudnya gini, ketika kmu udah punya kemauan untuk menulis, maka mulailah menulis. entah apa itu tulisan kmu, puisi kek, cerpen kek, cergam kek. Jalani aja.. itung2 sebagai penjajakan buat kmu sendiri untuk menentukan sebenernya karakter tulisan kmu itu kemana.. dimana2 memulai itu emang berat, tapi kalo udah dijalani, rasa berat itu akan hilang pelan2. 
 
Dulu saya sering bertanya-tanya,

"saya punya ide buanyak buat ditulis, tapi bingung gimana nulisnya. Gimana?!"

ternyata Jawabannya sangat simple, "Mulai nulis!"

Gak ada ide cerita yang lebih buruk dari ide cerita yang nggak direalisasikan dalam tulisan.

Jam terbang itu amat besar pengaruhnya sama gaya tulisan. Dengan sering dan rutinnya kmu nulis, gaya tulisanmu lama-lama bakal ketemu. Gimana enaknya, nyamannya, sehingga pelan-pelan tulisanmu bakal kerasa lebih "hidup".
 
intinya memulai adalah pintu kluar untuk mengawali sebuah pejalanan ..
2. Eksistensi dan konsistensi
 
 
Hal yang paling susah dalam proses menulis adalah kemampuan untuk mempertahankan konsistensi. yak! banyak banget penulis2 di luar sana yang udah memulai tuk menulis namun berhenti ditengah jalan tanpa suatu alasan yang pasti, selanjutnya dia akan menulis kisah baru sesuai suasana hati tanpa bermaksud mengingat-ingat yang telah lalu,,

Itu ga baik, sodara2.. motivasilah dirimu sendiri untuk terus menyelesaikan apa yg kmu mulai. entah sewagu apapun endingnya karena kita lupa alurnya, tp yg jelas hal tersebut juga berarti kita menghargai apa yg kita usahakan..
 
selain itu, karena menulis pun membutuhkan jam terbang. saat kamu mulai jarang menulis, dan jam terbangmu mulai menurun, kamu bakal ngerasa kaku buat nulis dan bakal lebih malas lagi buat nulis.. Misal abis mandheg nulis lumayan lama, begitu nyoba mulai nulis lagi, pasti gaya tulisannya bakal berbeda lagi.. Percayalah, eksistensi dan konsistensi pasti akan membuahkan hasil..
 
 
3. Orientasikan sebagai sarana untuk belajar


Ketika kita mengorientasikan karya untuk hasil tertentu (dalam kasus saya, Wisuda atau finansial mungkin) maka tiap kita mengalami sedikit kemunduran pada karya kita, kita akan menjadi mudah stres yang berakibat buruk pada pola pikir serta kemampuan kita dalam menulis..
Lain halnya bila kita orientasikan untuk belajar, berhubung belajar sendiri adalah kewajiban tiap umat manusia dari lahir sampai liang lahat, maka kita tidak akan patah semangat dan selalu kembali untuk menjadi lebih baik, dari hari ke hari apapun rintangan yang menghadapi karena itu merupakan sarana menggugurkan kwajiban kita..

jadi MULAILAH MENULIS!