Wednesday, January 15, 2014

Gugon Tuhon

Sugeng sonten para kadang sedanten..
Untuk posting "menjurus" pertama kali saya akan mengupas Norma atau peraturan atau larangan A.K.A Gugon Tuhon yang pada masyarakat jawa seringkali tidak diketahui sumbernya selain "jarene mbahe"

Gugon Tuhon adalah salah satu fenomena yang menarik dalam kehidupan masyarakat jawa. Masyarakat jawa dengan segala keyakinannya tentang hal-hal mistis pada akhirnya mempunyai mitos yang dipercaya secara kolektif dalam bentuk larangan-larangan dan nasehat-nasehat irrasional. Sebuah keyakinan irrasional ini disebut sebagai gugon tuhon, Kata gugon berasal dari kata gugu + an, artinya mudah sekali percaya pada perkataan orang lain atau dedongengan ‘cerita dongeng’. Kata tuhon berasal dari kata tuhu + an, artinya nyata; setia; sifat yang mudah percaya atau percaya kepada ucapan (dongeng) orang lain (Poerwadarminta, 1939: 611).

Secara umum faktor yang menjadikan adanya gugon tuhon ini adalah kepercayaan masyarakat jawa yang masih dipengaruhi oleh animisme dan dinamisme. Kebiasaan berpikir tentang hal mistis pada setiap benda dan peristiwa membentuk sebuah upaya untuk menghindari dan melakukan hal-hal konyol dan irasional seperti larangan untuk tidur di sore hari dan anjuran untuk menabuh pohon kelapa saat terjadi gerhana. Secara khusus ada faktor faktor tertentu yang kemudian menjadikan apa yang diucapkan oleh orang-orang tua jawa mengandung fakta dan dampak yang nyata. Bahkan beberapa orang menunjuk sisi positif dalam setiap ungkapan dan nasihat orang-orang jawa.

Menurut Subalidinata (1968:16 ) jenis gugon tuhon itu ada tiga macam yaitu :
a. gugon tuhon salugu
b. gugon tuhon kang isi pitutur sinandi
c. gugon tuhon kan kalebu pepali utawa wewaler

Gugon tuhon salugu itu mirip dengan cerita atau dongeng kuno, yaitu anak (bocah dalam bahasa Jawa) yang termasuk golongan anak sukreta ‘tidak baik/kotor’ dan orang termasuk golongan panganjam-anjam ‘terancam’ itu akan menjadi mangsa atau makanannya Bethara Kala. Supaya anak-anak dan orang-orang terhindar dari atau sebagai mangsa Bethara Kala harus diruwat ‘disucikan’ dan sebagai sarana dipentaskan pula wayang kulit dengan lakon “Amurwakala”.

Gugon tuhon kang isi pitutur sinandi ‘gugon tuhon yang berisi nasehat yang tersembunyi/baik’, sebenarnya gugon tuhon tersebut memuat ajaran. Namun, ajaran itu tidak jelas, cuma disamarkan. Pada umumnya orang, kalau sudah dikatakan tidak baik atau ora ilok, kemudian takut melanggar. Sebenarnya larangan itu bertujuan untuk ajaran (kawruh), supaya tidak menjalankan berupa tindakan yang melanggar yang disebutkan dalam larangan itu. Larangan itu berisi nasehat, misalnya: lire wong mangan karo ndhodhok, yen dinulu saru ‘baiknya orang makan sambil jongkok itu tidak sopan’, maksudnya orang yang sedang makan sambil jongkong itu tidak nyaman atau tidak sopan dan bisa jadi makanan yang sedang dibawanya akan jatuh.
Gugon tuhon kan kalebu pepali utawa wewaler ‘gugon tuhon yang termasuk larangan’ gugon tuhon yang berisi nasehat larangan, sebenarnya gugon tuhon tersebut memuat ajaran. Ajaran itu jelas dengan adanya sangsi ketika dilanggar. Misalnya : wong-wong kang manggon ing desa Klepu (kulon jogja) ora kena nanggap wayang kulit, sebab jaman dulu tiap orang itu nanggap ‘mengadakan tontonan’ wayang kulit, setelah selesai pertunjukkan akan meninggal. Kemudian juga pernah terjadi, rumah yang digunakan untuk pertunjukkan wayang kulit tersebut dilempari batu, namun tidak ada yang tahu siapa yang melempari. Sehingga sampai sekarang orang-orang yang yang ada di desa Klepu merasa takut mengadakan tontonan/pertunjukkan yaitu wayang kulit.

Gugon tuhon kang isi pitutur sinandi ‘gugon tuhon yang berisi nasehat yang tersembunyi/baik’ adapun pembahasannya sebagai berikut:

1. Aja ngidoni sumur, mundhak suwing lambene
Aja ngidoni sumur, mundhak suwing lambene ‘jangan meludahi sumur, karena dikawatirkan akan sumbing bibirnya’. Meludahi sumur akan sumbing bibirnya merupakan bentuk irasional/tidak logis. Sedangkan secara rasional, ludah itu kotor, dan air sumur yang baik harus dalam keadaan bersih yang berguna untuk memasak, minum, mandi dan sebagainya. Bila air sumur diludahi maka akan menjadi kotor dan tidak baik untuk dipergunakan sehari-hari.

2. Aja lungguh bantal, mundhak wudunen
Aja lungguh bantal, mundhak wudunen ‘jangan duduk diatas bantal, karena dikawatirkan akan bisulan‘. Secara irasioal bantal yang diduduki karena dikawatirkan akan bisulan, sedangkan secara rasional, bantal merupakan tempat untuk kepala (sirah) – waktu manusia tidur – kemudian dipakai untuk pantat/bokong, hal tersebut tidak pantas dilakukan.

3. Simpen lampit diedegake
Simpen lampit diedegake ‘menyimpan pisau diberdirikan’. menyimpan pisau dengan cara diberdirikan akan mengawatirkan, sebab jika ada anak kecil (bocah) yang kesitu dapat karubuhan/terkena pisau.

4. Wong ngandhut lungguh tampah
Wong ngandhut lungguh tampah ‘orang yang sedang hamil duduk di tampah’. Orang yang sedang hamil duduk di tampah itu ora ilok. Secara rasional kalau tampah itu di duduki orang yang sedang hamil akan jebol atau rusak, dan bisa mengganggu kesehatan orang yang sedang hamil. Bahkan bila tampah diduduki oleh siapapun logikanya akan rusak karena fungsi tampah bukan untuk diduduki.

5. Nyapu bengi
Nyapu bengi ‘menyapu pada malam hari’. Menyapu pada malam hari itu tidak baik karena menyapu pada malam hari tidak bersih serta mbledugi yang sedang tidur, atau bisa jadi menyapu dimalam hari, kotoran yang disapu tidak tampak jelas dikhawatirkan tidak bersih.

6. Mbuwang uwuh aneng longan
Mbuwang uwuh aneng longan ‘membuang sampah di bawah kasur’. Itu pastinya tidak baik untuk kesehatan, sebab kalau sampah itu membusuk bisa menjadikan bau tidak sedap/tidak enak, bisa juga kondisi seperti itu untuk sarang bibit penyakit.

7. Nyapu diendheg ana tengah lawang
Nyapu diendheg ana tengah lawang ‘menyapu berhenti di tengah lawang’. Ingatlah pintu itu kan jalan, kalau ada uwuh ‘kotoran/sampah’ pasti tidak enak dilihat atau kesannya rumah tidak bersih.

8. Ngandhang kebo ana ing njero omah
Ngandhang kebo ana ing njero omah ‘merumahkan kebo di dalam rumah’ itu mestinya tidak baik. Secara irasional, kebo yang ada di dalam rumah akan mengurangi rejeki bahkan biasa jadi akan menolak rejeki yang datang. Sedangkan secara rasional, bau atau aroma kotoran kebo akan memenui rumah, bisa juga makanan yang mau dimakan manusia terkena kotoran sehingga kurang baik untuk tubuh manusia (kurang sehat).

Lebih jauh tentang gugon tuhon akan menyangkut berbagai aspek dalam khazanah kebudayaan jawa termasuk interelasinya dengan nilai-nilai religius agama islam. Juga dengan implikasinya pada kehidupan masyarakat jawa sendiri serta bagaimana gugon tuhon ini dapat bertahan dalam masyarakat modern sekarang ini.

Interelasi Gugon tuhon dengan nilai-nilai islam
Pengaruh hindu, Budha, islam, dan segala bentuk colonial juga mewarnai kehidupan takhayul orang Jawa. Berbagai unsure budaya spiritual yang masuk ke Jawa diadopsi pelan-pelan , hingga seakan-akan menjadi milik orang Jawa. Maka, tak jarang orang Jwa yang masih memiliki keyakinan pada dewa, hantu, ramalan (eskatologi), kosmogoni, dan lain-lain. Raja-raja tempo dulu, dianggap sebagai titisan para dewa. Raja-raja tersebut dianggap memiliki kemampuan lebih, antara lain dapat berhubungan langsung dengan hantu. Takhayul seperti itu dari waktu ke waktu menjadi sebuah mitos yang lekat di hati masyarakat.
Gugon tuhon sebagai sebuah budaya tentu saja mengalami proses sinkretis dengan budaya-budaya islam. terdapat beberapa sisi dari gugon tuhon yang sudah umum dalam masyarakat. Diantaranya adalah bentuk-bentuk larangan yang berkaitan dengan kesucian tempat seperti kuburan, masjid, alquran,dan lain sebagainya. Orang jawa sering mengaitkan prinsip atau nilai-nilai islam dengan sesuatu yang mudah diingat. Contohnya adalah tentang roh-roh halus.
Takhayul orang Jawa terhadap kekuatan roh, benda-benda, tumbuhan, hewan, manusia yang bersifat animistis merupakan bentuk keyakinan asli yang pertama kali. Sebelum orang Jawa percaya pada hal-hal lain yang dipandang rasional, orang jawa puritan sebenarnya telah meyakini dinia irasional. Roh para leluhur, mereka anggap memilki sebuah pengalaman sakti yang akan memberikan berkah tersendiri bagi generasi berikutnya.
Paradigma pemikiran gugon tuhon memang amat pelik. Oleh karena gugon tuhon itu sebuah wacana “batin” yang sifatnya subjektif. Gugon tuhon baru menjadi jelas ketika telah muncul dalam fenomena. Begitu pula gugon tuhon orang jawa pada hantu, boleh dipercaya boleh tidak, karena pembuktianya juga rumit. Gugon tuhon itu sendiri sebuah teks budaya yang memiliki (fleksibel cnstruktion).
Prosesi ritus kematian pada masyarakat Jawa tradisional, biasanya diumumkan dengan cara gethok tular (pemberitahuan dari mulut ke mulut dan dari pintu ke pintu). Pemberitahuan ini disebut ngabari (memberitahukan) atau nglayati. Untuk mendukung kabar juga igunakan kenthongan dengan bentuk bunyi kenthong cugag, yaitu benyi kenthongan tiga kali-tiga kali. Pada saat mendengar beita kematian, orang Jawa sudah sering mencoba menghubungkan dengan tanda-tanda sebelumnya, seperti bunyi burung kolik dan burung gagak. Jika burung ini berbunyi berkali-kali, mereka bertanya-tanya siapa yang akan segera meninggal. Saat itu pula, mereka meyakini bahwa kematian terjadi dan segera dating ke tempatnya.
Orang yang datang takziah (melayat) seing disebut pembelasungkawa. Pada saat melayat, biasanya dilarang bersendagurau. Suasana harus kidmat dan menunjukan rasa susah yang dalam. Orang yang datng ada yang membantu memasukan uang ditempat (kotak) yang telah disediakan, lalu tangannya dibersihkan wijik pada wijikan yang diberi daun dadap. Para pelayat ada yang langsung pulang, ada pula yang menunggu sampai penguburan selesai. Jika pulang, mereka harus mandi besar (grujug) untuk menghilangkan sarap sawan (hal-hal yang tidak di inginkan).
Implikasi pada kehidupan masyarakat
Secara filosofis, keberadaan gugon tuhon dalam masyarakat Jawa dapat dilihat dari aspek ontologis (tentang yang ada) yang menjelaskan bahwa gugon tuhon merupakan pengetahuan yang tidak rasional atau tidak dapat dipahami oleh rasio, maksudnya hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat dipahami rasio dan memiliki bentuk pemikiran dan ekspresi tentang kebenaran yang mutlak didalam suatu masyarakat. Ekspresi dan pemikiran yang tidak rasional ini kemudian membentuk suatu perilaku dalam kehidupan masyarakat dan menjadi suatu budaya dalam hal ini budaya jawa.
Kemudian berdasarkan aspek epistemologis (kebenaran dan kepastian), gugon tuhon dipahami sebagai ungkapan kebenaran yang dapat diperoleh melalui hasil aktivitas budi (pikiran), pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman yang mendukung ungkapan-ungkapan gugon tuhon menjadi perwujudan budaya Jawa.
Gugon tuhon dalam masyarakat modern
Dalam masyarakat modern gugon tuhon berubah menjadi pitutur yang secara otomatis mempunyai nalar positif. Melihat orientasi masyarakat modern sangat bergantung pada aspek pragmatis tanpa mengindahkan sisi-sisi mistisnya maka kita bisa melihat gugon tuhon dari aspek aksiologisnya. Kegunaan utama dari gugon tuhon dalam budaya Jawa adalah memberi pengaruh yang baik terhadap masyarakat Jawa melalui ungkapan-ungkapan gugon tuhon tersebut yang secara langsung juga membentuk citra pancaran atau pengejawantahan budi manusia Jawa yang mencakup kemauan, cita-cita, ide maupun semangat dalam mencapai kesejahteraan, keselamatan, dan kebahagiaan hidup lahir batin.
Jadi Gugon tuhon merupakan bentuk pancaran atau pengejawantahan budi manusia Jawa yang mencakup kemauan, cita-cita, ide maupun semangat dalam mencapai kesejahteraan, keselamatan, dan kebahagiaan hidup lahir batin dalam kebudayaan Jawa. Gugon tuhon dapat dipahami secara irasional maupun rasional yang pada intinya memberikan ajaran atau nasihat yang baik. Secara filosofis, keberadaan gugon tuhon dalam budaya Jawa tersebut dapat dilihat dari aspek ontologis (tentang yang ada), epistemologis (kebenaran dan kepastian), dan aksiologis (kegunaan ilmu pengetahuan).
Dapat disimpulkan bahwa takhayul (gugon tuhon) menjadi pijakan kejiwaan (kerohanian dan kebatinan). Atas dasar system kejiwaan ini orang Jawa mengenal berbagai alam hidup diluar dirinya. Alam hidup yang sering di pandang istimwa dalam takhayul adalah alam kodrati. Alam ini berada di atas rata-rata kejiwaan manusia normal. Karena itu, hanya masyarakat jawa yang gemar pada pemikiran supranormal yang mampu menggapai dunia adikodrati. Oleh karena alam adikodrati itu lebih eksklusif, orang Jawa mengasumsikan bahwa alam tersebut tergolong jagat sacral yang patut mendapat perhatian khusus. Keengganan untuk melanggar dari segal mitos , takhayul, dan kepercayaan tersebut adalah konsekuensinya. Meskipun tidak dibarengi dengn pikiran-pikiran rasional atau logis.

DAFTAR PUSTAKA
Endaswara, Suwardi. 2006. Mistik Kejawen. Jogjakarta: Narasi.
Herusatoto, Budiono. 2000. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: PT Hanindita Graha Widia.
Sujamto. 1991. Refleksi Budaya Jawa. Semarang: Dahara Prize.
Poerwadarminta, W.J.S.1939. Baosastra Djawa. Batavia: J.B. Wolters

Wednesday, January 8, 2014

Adangiyah

               Bagi saya yang telah bertahun2 malang melintang di jagad perinternetan, perihal ganti2 akun sosial media adalah hal yang gampang sekali untuk dilakukan, namun hal tersebut sangat saya hindari karena terkesan kurang bertanggungjawab. (oke Faktanya begini : Bagi saya yang cuman fesbukan dan liat bokep kalo pas internetan, perihal ganti2 akun sosial media adalah hal yang repot karena harus buka google translate untuk menerjemahkan berbagai pertanyaan yang dibalut dalam nuansa sok British, jadi saya lebih memilih tuk pelihara satu akun untuk banyak tujuan sekaligus biar irit jam ngenet dan tampak bertanggungjawab). Anehnya, walaupun sudah belasan kali dalam semur hidup saya browsing internet, saya masih kikuk untuk urusan blogging seperti ini, maka dari itu, apabila nantinya terdapa kejanggalan dalam penulisan, seperti seting yang berantakan, judul yang tak tertera, atau hal2 lain yang berhubungan dengan tekhnis,,, percayalah itu bukan kehendak Allah SWT, tp krn ke"bodo"an saya dalam memaknai link2 menu dalam Blog ini. haha

           Yak, pada kisaran satu tahun yang lalu tatkala saya mulai menggeluti bidang ini (blogging) saya masih bingung mau saya kasih tulisan apa, sampai akhirnya setahun punjul sitik kemudian saya mendapat wangsit dari hasil menahan nafsu makan besar2an (baca : Kaliren) yang membuat saya bertemu dengan dedengkot, danyang, serta para penunggu dimensi internet ini yang kemudian memberikan sebuah keyword yang cukup ampuh membuka setiap indra dalam diri menjadi lebih lebar (lobang pembuangan bukan indra lho ya..), yakni, "FOKUS". Dari situlah saya mulai berpikir kritis mengenai apa yang sebaiknya saya posting di blog ini. Dan kali ini saya memutuskan, dengan sepenuh hati, bahwa saya akan mengekspos, mencari tahu, serta mengumpulkan, segala sesuatu tentang kebudayaan jawa, mulai dari segi kesenian, karakteristik wilayah dan penduduknya, sejarah sebuah wilayah, hingga sisi metafisika.. tertarik?

          Mungkin ada banyak hal yang sudah pembaca ketahui, tp siapa tahu ada juga yang belum diketahui, dari situlah saya tertarik untuk sharing berbagai fenomena di sekitar kita dengan kemasan modern, dengan gaya bahasa yang berbelit-belit, namun (semoga) sangat memancing gairah anda semua untuk membaca dengan penuh khidmat. semoga dapat menjadi sarana untuk kita semua agar lebih menjunjung tinggi budaya jawa, yang santun dan luhur ini. Nuwun



Thursday, May 2, 2013

Perspektif penulis akan "gabug"nya akar negeri ini

Sdikit gambaran di tmpat saya bkerja yg mungkin bisa jadi cerminan "Kaum elit(?)" kita.

Dari sudut pandang saya, tempat saya bekerja bagaikan sebuah negara mini, dimana di situ dibuatlah kebijakan-kebijakan guna memajukan perusahaan serta (mungkin) mensejahterakan karyawan oleh mereka yang bisa disebut pula sebagai "cerminan" kaum elit negeri ini. Ada 2 Golongan pejabat di tmpt sy bkerja, yakni pejabat produksi dan pejabat kantor, (lalu trmasuk bagian yg manakah saya? yah anggap saja saya adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yg sedang mencari bahan referensi tentang "kehidupan otonomi negara skala pabrik" untuk penulisan skripsi...# oke itu realita... (asem)..).

Pejabat Produksi berhubungan langsung dengan karyawan, tugasnya hampir seimbang dengan karyawan, dan bisa begitu dekat sekali dengan karyawan (buruh-red), sangat dekat hingga perlakuan tidak sopan pun dianggap sebagai suatu hal yang biasa saja. Sementara Pejabat Kantor lebih cenderung mudah pekerjaannya, suka merundingkan kebijakan yang hanya berdasarkan pada kepentingan golongan (golongan pejabat kantor-red), sebagian besar tidak dekat dengan karyawan, tapi anehnya malah disegani. Pdhl sebagian besar pertemuan karyawan dengan pejabat kantor secara "agak intim" hanya terjadi pada awal bulan saja yaitu pada saat bayaran's Time.

Pejabat produksi tau diri sekali, hanya makan saat jam istirahat, kluar juga dengan surat ijin layaknya karyawan pada umumnya. Sementara Pejabat Kantor datang terlambat biasa saja, makan di kantor biasa saja, keluar-masuk pun tanpa beban..

(sebenarnya ada jg pjabat kantor yg sering kontra dgn rekan sejawatnya untuk membela kesejahteraan, serta menjaga perasaan karyawan tp toh pd akhirnya desakan kbutuhan membungkamnya (kasiann)..)

Lantas mengapa bisa sperti itu? ini bukan mslh perbedaan tingkat intelektualitas krn mnurut saya pekerjaan pejabat kantor jg tdk mutlak membutuhkan kpintaran, saya yakin ada pula pejabat produksi atau bahkan karyawan sekalipun yang intelejensinya melebihi pjabat kantor dan mampu melaksanakan pekerjaan pjabat kantor dengan lebih baik.

Usut punya usut ternyata wewenang yang diberikan oleh BOS adalah salah satu sumber utama terjadinya kesenjangan sosial tersebut, Wewenang tersebut secara vulgar telah disalah artikan sebagai sarana mencapai ketertiban dengan senjata SP dan potong gaji. Kurangnya pengawasan serta ketidak tegasan BOS dalam menegakkan peraturan bagi pejabat kantor menambah lebar jurang tersebut, dan lebih parah lagi, orientasi BOS untuk mencari keuntungan mempercepat pelebarannya (meskipun gaji karyawan didapat dr keuntungan itu)..Lalu apa hubungannya dengan "Kaum elit" negeri ini? yah.. njenengan mesti saged nyimpulke.. skedar sharing betapa peliknya lingkaran setan negri ini..

#ambegan sek...

Wednesday, April 24, 2013

Sesuatu yang (mungkin) tak kita sadari


Melihat maraknya perdagangan organ tubuh baik yg legal maupun ilegal akhir2 ini, nampaknya telah mnjadi sbuah informasi yg membuat kita (hanya) khawatir soal penyekapan, penculikan dan hal2 menakutkan sejenisnya. Saya akui hal itu perlu dan mungkin juga penting, namun sadarkah anda bahwa kewaspadaan tersebut hanya akan membatasi ruang gerak kita apabila kita salah menerjemahkan dan menyikapinya? 

Mari kita lihat dari sudut yang jauh berbeda. Apabila organ tubuh diperdagangkan, dan marak, bukankah berarti organ tubuh manusia begitu berharga? Berapakah kira2 harga sebuah indra penglihatan kita? satu juta? lebih saya kira, mungkin puluhan juta, katakanlah 10 juta, lantas berapa harga satu pasang indra trsebut? 20 juta pasti. Bagaimana untuk organ lain? otak? tangan? kaki? bahkan alat vital mungkin? taruhlah masing2 10 juta juga, berapa rupiah harga sebuah organisme ini? anda bs mengira2 sendiri, sangat banyak pastinya. Jd intinya, masih merasa miskin? Berarti anda kurang bersyukur. Kita terlahir dlm kondisi sudah sangat kaya, organ lengkap dan berfungsi normal. Hanya perlu sedikit polesan tuk menikmati kekayaan kita tersebut, beberapa diantaranya adalah usaha pemaksimalan fungsi organ tsb, dan yang paling penting lagi adalah, mensyukurinya.. jd sekarang, sudah merasa diri anda gggaaauul? sudah sepantasnya.

Tips menggunakan hiperbola secara fiktif, efisiensi diragukan.




 Honda Grand ’94 Stealth Bike Pioneer


Pernah melihat pesawat stealth buatan USA? Pesawat siluman tersebut akan hilang kharismanya begitu disandingkan dengan motor grand satu ini. Ya,, Honda Grand ’94 besutan Anjar Purpito atau yang akrab dipanggil Roy ini tak kepalang tanggung modifikasinya. Mulai dari headlamp sampai kaki-kaki telah mengalami perombakan yang sangat fenomenal, “gue pengen memfasilitasi para spy yang ada di Nusantara, jadi  ya ga Cuma gadget, veehie pun harus sesuai, dan kesesuaian veehie juga harus total” ungkap Roy.
 
Pada bagian Headlamp, Roy telah memburamkan  coverglassnya sehingga cahaya yang keluar menjadi melik-melik tidak terlalu terang untuk diketahui sasaran yang dimata-matai, namun masih cukup terlihat sebagai sinyal keberadaan oleh pengendara lain di jalanan. Untuk penglihatan yang kurang ini, Roy menambahkan system sonar yakni merombak bagian bodywork dengan full vibrator, jadi ketika berjalan di jalanan body motor akan bergetar  selanjutnya getaran tersebut akan menimbulkan gelombang frekuensi tinggi yang akan memantul dari obyek terdekat ke pengendara, sehingga dapat menutupi kekurangan visual di malam hari karena melik-meliknya lampu..

Untuk color pada bodywork, Roy a.k.a SGB memberi nuansa kelam black metalik dengan detil brush yang dipatenkan olehnya dengan istilah “bar cood danan” jadi warna metalik berpadu dengan kusam eksotik yang membuat tunggangan satu ini tidak begitu mencolok di siang maupun malam hari, sangat cocok bagi polisi yang sedang ngintil mangsa.., eh buronan.

Lantas bagaimanakah dengan Performa mesin bebek 4 tak ini? Roy mengatakan sebagaimana yang dilangsir di detiknews.com, “Kami membentuk bagian kaki sedemikian rupa untuk mengaburkan kemampuan motor ini menjadi kelihatan rapuh, namun sebenarnya bertenaga dan ampuh mengatasi medan apapun, sesuai dengan rancangan awal yaitu kami ingin membentuk motor dengan mode stealth, jadi harus benar2 canggih namun tetap tidak mencolok sehingga bisa dengan mudah menyusup”. Lantas tim menanyakan perihal berasapnya knalpot motor 4 stroke ini, dan dengan cerdas Roy menjawab bahwa pembakaran hebat memang benar-benar terjadi di dalam mesin, menyesuaikan dahsyatnya performa pioneer motor stealth ini. Selain itu tak lupa pula Roy juga menambahkan fitur anti maling yang disebut-sebut olehnya sebagai system antimaling terampuh, yakni psychological anti-thief system. Roy menambah detil retakan dan karat pada velg dan bagian-bagian chrome lain untuk menimbulkan kesan “ngenes” sehingga tak akan ada niat jahat sedikitpun bila melihat veehie canggih satu ini. “kalo menurut gue ga ada efek seampuh efek iba untuk urusan curi-mencuri.” katanya.
Namun betapa mengejutkan, ternyata Roy berniat menjual prototype ini, “gue udah punya blueprint nya, jd prototype ini hadiah bagi mereka yang butuh veehie untuk stalking” begitu ungkapnya tetap dengan senyum manis khas pemuda Somopuro Kidul Boulevard ini. Saat ditemui di kediamannya di Somopuro Kidul, Roy memaparkan bahwa motor besutannya itu dibandrol seharga 17juta!! Wow sungguh harga yang pantas mengingat motor ini telah dilengkapi dengan banyak fitur yang mengesankan. Namun jangan khawatir, Roy akan benar-benar ikhlas menukarnya dengan Megapro bila salah satu pembaca setia Moto-mu benar-benar membutuhkan tunggangan multifungsi ini. Awesome!!! Jika berminat, anda dapat menghubungi sang empunya langsung. (Ardian)

SPEK MODIF:
SWINGARM:  Custom Original, ShocK absorber: spiral original custom, PELEK: Custom, BAN: Rope plakan 140/60/14&140/70/14, KNALPOT: Custom Original, STANG: Custom, GAS: 3kg, CAT: black metallic brush detil, Harga: Rp 17 juta, MODIFIKATOR: SGB-Custom Jl. Widosari no 5 Somopuro Kidul, Salatiga

Monday, April 8, 2013

Langkah cermat menjadi penulis

1. Ambil langkah pertama
 
Untuk bisa membuat sebuah karya tulis, mulai lah bergerak. Jangan mimpi untuk bisa melompat. Langkah sekecil apapun itu lebih baik daripada cuma bermimpi untuk bisa melompat dan mengimbangi orang-orang yang sudah berada di level yang tinggi (bukan mereka yg sudah wisuda lho ya..). Maksudnya gini, ketika kmu udah punya kemauan untuk menulis, maka mulailah menulis. entah apa itu tulisan kmu, puisi kek, cerpen kek, cergam kek. Jalani aja.. itung2 sebagai penjajakan buat kmu sendiri untuk menentukan sebenernya karakter tulisan kmu itu kemana.. dimana2 memulai itu emang berat, tapi kalo udah dijalani, rasa berat itu akan hilang pelan2. 
 
Dulu saya sering bertanya-tanya,

"saya punya ide buanyak buat ditulis, tapi bingung gimana nulisnya. Gimana?!"

ternyata Jawabannya sangat simple, "Mulai nulis!"

Gak ada ide cerita yang lebih buruk dari ide cerita yang nggak direalisasikan dalam tulisan.

Jam terbang itu amat besar pengaruhnya sama gaya tulisan. Dengan sering dan rutinnya kmu nulis, gaya tulisanmu lama-lama bakal ketemu. Gimana enaknya, nyamannya, sehingga pelan-pelan tulisanmu bakal kerasa lebih "hidup".
 
intinya memulai adalah pintu kluar untuk mengawali sebuah pejalanan ..
2. Eksistensi dan konsistensi
 
 
Hal yang paling susah dalam proses menulis adalah kemampuan untuk mempertahankan konsistensi. yak! banyak banget penulis2 di luar sana yang udah memulai tuk menulis namun berhenti ditengah jalan tanpa suatu alasan yang pasti, selanjutnya dia akan menulis kisah baru sesuai suasana hati tanpa bermaksud mengingat-ingat yang telah lalu,,

Itu ga baik, sodara2.. motivasilah dirimu sendiri untuk terus menyelesaikan apa yg kmu mulai. entah sewagu apapun endingnya karena kita lupa alurnya, tp yg jelas hal tersebut juga berarti kita menghargai apa yg kita usahakan..
 
selain itu, karena menulis pun membutuhkan jam terbang. saat kamu mulai jarang menulis, dan jam terbangmu mulai menurun, kamu bakal ngerasa kaku buat nulis dan bakal lebih malas lagi buat nulis.. Misal abis mandheg nulis lumayan lama, begitu nyoba mulai nulis lagi, pasti gaya tulisannya bakal berbeda lagi.. Percayalah, eksistensi dan konsistensi pasti akan membuahkan hasil..
 
 
3. Orientasikan sebagai sarana untuk belajar


Ketika kita mengorientasikan karya untuk hasil tertentu (dalam kasus saya, Wisuda atau finansial mungkin) maka tiap kita mengalami sedikit kemunduran pada karya kita, kita akan menjadi mudah stres yang berakibat buruk pada pola pikir serta kemampuan kita dalam menulis..
Lain halnya bila kita orientasikan untuk belajar, berhubung belajar sendiri adalah kewajiban tiap umat manusia dari lahir sampai liang lahat, maka kita tidak akan patah semangat dan selalu kembali untuk menjadi lebih baik, dari hari ke hari apapun rintangan yang menghadapi karena itu merupakan sarana menggugurkan kwajiban kita..

jadi MULAILAH MENULIS!